GAYA VAN DER WAALS
Dalam
ilmu kimia Gaya van der Waals merujuk pada jenis tertentu gaya antar molekul. Pada
awalnya hal ini merujuk pada semua jenis gaya antar molekul, namun lebih umum
merujuk pada gaya-gaya yang timbul dari polarisasi molekul menjadi dipol. Gaya van der
Waals adalah interaksi lemah antara molekul yang melibatkan dipol dimana
terjadinya molekul polar memiliki interaksi dipol-dipol permanen. Pada umumnya Gaya Van Der Waals
terjadi akibat interaksi antara molekul-molekul non polar (Gaya London), antara
molekul-molekul polar (Gaya dipol-dipol) atau antara molekul non polar dengan
molekul polar (Gaya dipole-dipol terinduksi). Ikatan Van Der Waals terdapat
antar molekul zat cair atau padat dan sangat lemah. Gaya Van Der Waals dahulu
dipakai untuk menunjukkan semua jenis gaya tarik-menarik antar molekul.
Pada kondisi
tertentu, molekul-molekul dapat berada dalam fase dipol seketika ketika salah
satu muatan negative berada di sisi tertentu. Molekul dapat menarik atau
menolak elektron lain dalam keadaan dipol sehingga menyebabkan atom lain
menjadi dipole. Gaya tarik menarik yang muncul sesaat ini merupakan gaya Van
Der Waals. Gaya van der waals dapat terjadi antara
partikel yang sama atau berbeda .sama halnya dengan gaya kohesi (gaya antara
partikel – partikel zat yang sama ) yang di pelajari disekolah lanjutan. Gaya
ini terjadi karena adanya sifat kepolaran partikel tersebut. Makin
kecil kepolaran makin kecil pula gaya van der waals-nya.
Momen polar memiliki interasi dipol-dipol
permanen. Gaya van der waals termasuk gaya tarik menarik dan tolak menolak
antara atom, molekul dan permukaan serta antar molekul lainnya. Pada gaya van
der waals relatif lebih lemah jika dibandingkan dengan ikatan kovalen. Ikatan
van der waals memiliki peranan yang besar dalam kimia supramolekul, biologi
struktural, polimer, nanoteknologi, kimia permukaan, dan fisika bahan padat.
Gaya Van Der Walls dapat dibagi berdasarkan
jenis kepolaran molekulnya,
yaitu :
Interaksi ion – dipol : Pada interaksi ini
terjadi gaya
antarmolekul ini terjadi antara ion dan senyawa kovalen polar. Ketika
dilarutkan dalam senyawa kovalen polar, senyawa ion akan terionisasi menjadi
ion positif dan ion negatif. Ion positif akan tarik menarik dengan dipol
negatif, dan sebaliknya. Selain gaya ion-dipol, juga dikenal gaya ion-dipol
sesaat, dimana terjadi dari interaksi antar gaya dipol-dipol terinduksi dengan
gaya ion-dipol. Jika ion dari senyawa ion berdekatan dengan molekul nonpolar,
ion tersebut dapat menginduksi dipol molekul nonpolar. Dipol terinduksi molekul
nonpolar yang dihasilkan akan berikatan dengan ion.
Interaksi dipol – dipol: Pada interaksi ini terjadi antara sesama molekul polar (dipol). Interaksi
ini terjadi antara ekor dan kepala dimana jika berlawanan
kutub maka akan tarik-menarik dan sebaliknya.
Interaksi ion - dipol terinduksi :
Pada
interaksi ini terjadi antara aksi ion
dengan dipol terinduksi. Dipol terinduksi
merupakan molekul netral yang menjadi
dipol akibat induksi partikel bermuatan yang berada didekatnya. Partikel
penginduksi tersebut dapat berupa ion atau dipol
lain dimana kemampuan menginduksi ion
lebih besar daripada kemampuan menginduksi dipol karena muatan
ion yang juga jauh lebih besar. Interaksi ini relatif lemah karena
kepolaran molekul terinduksi relatif kecil daripada dipol
permanen.
Interaksi dipol - dipol terinduksi : Pada interaksi ini terjadi pada suatu molekul polar yang
berdekatan dengan molekul nonpolar, akan dapat menginduksi molekul nonpolar.
Akibatnya. Molekul nonpolar memiliki dipol terinduksi. Dipol dari molekul polar akan saling tarik-menarik dengan dipol
terinduksi dari molekul nonpolar.
Interaksi dipol terinduksi - dipol terinduksi : Pada interaksi ini terikat selalu
bergerak mengelilingi inti elektron
yang bergerak dapat mengimbas atau menginduksi sesaat pada tetangga sehingga
molekul tetangga menjadi polar terinduksi sesaat molekul
ini pula dapat menginduksi molekul tetangga lainnya sehingga terbentuk molekul-molekul
dipol sesaat.
Faktor-Faktor
yang mempengaruhi Ikatan Van Der Waals
Bentuk
molekul : Apabila bentuk molekul yang memanjang, maka bentuk ini lebih
mudah menjadi dipole dibandingkan dengan molekul yang bulat sehingga gaya
disperse londonnya akan semakin besar. Ikatan Van der Waals juga ditemukan pada
polymer dan plastik. Senyawa ini dibangun oleh satu rantai molekul yang
memiliki atom karbon, berikatan secara kovalen dengan berbagai atom seperti
hidrogen, oksigen, nitrogen, dan atom lainnya.
Titik
didih : Titik didih menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi gaya
van der waals karena titik didih meningkat sejalan dengan menurunnya posisi
unsur pada golongan adalah kenaikan jumlah elektron, dan juga tentunya
jari-jari atom. Lebih banyak elektron yang dimiliki, dan lebih menjauh sejauh
mungkin, yang paling besar memungkinkan dipol sementara terbesar dan karena itu
gaya dispersi paling besar.
Jumlah
electron dalam atom atau molekul : Semakin besar ukuran atom atau molekul,
makin besar jumlah elektron sehingga makin jauh pula elektron terluar dari inti
dan makin mudah awan elektron terpolarisasi, serta makin besar gaya dispersi.
Kepolaran molekul
Karena Ikatan Van Der Waals muncul
akibat adanya kepolaran, maka semakin kecil kepolaran molekulnya maka gaya Van
Der Waalsnya juga akan makin kecil.
Gaya
Dispersi London
Gaya London
merupakan jenis gaya dispersi yang terjadi pada atom atau molekul, baik polar
maupun nonpolar. Gaya ini timbul akibat dari pergeseran sementara (dipol
sementara) muatan elektron dalam molekul homogen. Gaya London terjadi akibat
kebolehpolaran atau distorsi “awan elektron” dari suatu molekul membentuk dipol
sementara (molekul polar bersifat dipol permanen). Gaya dispersi London adalah gaya
antarmolekul yang terjadi antara atom dan antara molekul nonpolar akibat
gerakan elektron.
Gaya dipol-dipol merupakan hasil dari
daya tarik ujung positif dipol yang satu ke ujung negatif dari dipol tetangga. Pada
saat tertentu distribusi elektron mungkin tidak merata, sehingga timbul dipol
sesaat. Dipol lemah dan sementara ini kemudian mempengaruhi atom tetangga
helium melalui tarik dan tolakan elektrostatik. Ini akan menginduksi dipol atom
helium terdekat. Dayatarik antarmolekul adalah dayatarik yang terjadi antara
suatu molekul dan molekul tetangganya. Gaya tarik yang mengikat molekul secara
tersendiri (sebagai contoh, ikatan kovalen) dikenal dengan dayatarik
intramolekul. Dua kata tersebut membingungkan yang mana untuk lebih amannya
membuang salah satu diantaranya dan tidak digunakan lagi. Istilah
“intramolekul” tidak akan digunakan lagi pada bagian ini. Semua molekul
mengalami dayatarik antarmolekul, meskipun pada beberapa kasus dayatarik yang
terjadi sangatlah lemah.
Reference :
http://kimiadahsyat.blogspot.co.id/2009/06/gaya-london-gaya-dispersi.html
http://kimiadahsyat.blogspot.co.id/2009/06/gaya-london-gaya-dispersi.html
materi yang dibahas sangat bermanfaat sekali. Di tunggu materi selanjutnya
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteTerima kasih atas penjelasannya sangat lengkap dan menarik :)
ReplyDeleteTerima kasih materinya sangat bermanfaat dan dapat menjadi bahan referensi :)
ReplyDeleteterima kasih materinya, sangat bermanfaat
ReplyDeleteTerimakasih ukhti materi nyaa, membantu...
ReplyDeleteTerima kasih atas materinya yang sangat bermanfaat sekali
ReplyDeleteTerima kasih atas materinya yang sangat bermanfaat sekali
ReplyDeleteMaterinya sangat bermanfaat, terimakasih dan semangat terus yaa
ReplyDeleteTerimakasih atas materinya, sangat ermanfaat untuk dijadikan referensi :)
ReplyDeleteNice article, Hana.
ReplyDeleteNanya nih, berapa lama dipol terinduksi akan bertahan?
Terimakasih ulasannya sangat bermanfaat.
ReplyDeleteTerimakasih materinya..ya..Maaf, bagaimana gaya van deer Walls pada senyawa garam kompleks ya? Trmksh
ReplyDeletesungguh sangat baik dan jelas, namun ada yang masih ingin saya ketahui mengenai keeletronegatifan pada peristiwa probablitas bagaimana pengaruhnya ya? sebelumnya saya ucapkan terimakasih mohon utk dijawab..
ReplyDelete