Sunday, November 27, 2016

EFEK  INDUKSI

            Efek induksi adalah suatu aksi elektrostatik yang diteruskan melalui rantai atom dalam suatu molekul. Efek induksi dapat pula disebut sebagai pengaruh distribusi elektron pada ikatan sigma. Efek induksi tersebut dapat dinyatakan sebagai I+ dan I-. Apabila I+ jika substituen yang terikat mendorong elektron (melepaskan e-) dan dinyatakan I- jika substituen yang terikat menarik elektron (mengambil e-). Efek induksi pada suatu molekul pada berbagai gugus yang bekerja melalui ikatan kimia yang terdapat pada proton, yang umumnya disebabkan oleh adanya atom-atom yang bersifat elektronegatif, seperti O, N, Cl. Proton atau inti atom yang makin dekat dengan atom elektronegatif elektron yang mengelilingi proton tersebut menjadi kurang rapat.
            Efek induksi bekerja pada ikatan sigma, dimana adanya dorongan dari gugus R membuat kerapatan elektron pada H semakin tinggi sehingga sulit untuk terionisasi. pengaruh efek induksi terhadap kekuatan tiga jenis asam karboksilat yang di sintesis dari  amida terletak pada kecenderungan mudahnya lepas gugus hidroksil dalam air yang di pengaruhi oleh efek induksi tersebut. Pada ikatan kovalen tunggal dari atom yang tak sejenis, pasangan elektron yang membentuk ikatan sigma, tidak pernah terbagi secara merata di antara kedua atom. Elektron memiliki kecenderungan untuk tertarik sedikit ataupun banyak kearah atom yang lebih elektronegatif dari keduanya. Misalnya dalam suatu alkil klorida, kerapatan elektron akan cenderung lebih besar pada daerah didekat atom Cl daripada atom C. Jika atom karbon terikat pada klorin sementara itu  klorin berikatan pada atom karbon selanjutnya, efek induksi dapat diteruskan pada karbon tetangganya. Namun, efek ini dapat hilang pada suatu ikatan jenuh (ikatan rangkap). Contoh gugus dan atom yang memiliki efek + I:


            
Berdasarkan struktur molekul tersebut, asam metanoat lebih asam dari asam etanoat karena pada asam etanoat terdapat gugus metil yang mempunyai kemampuan mendorong elektron ikatan melalui ikatan sigma (C-C-O-H) sehingga atom O menjadi relatif makin negatif, akibatnya atom H sukar lepas sebagai H+, asamnya menjadi lebih lemah. Gugus CH3 mempunyai efek induksi mendorong elektron, diberi simbol +I.
Asam alfamonoflouroetanoat lebih asam dari asam metanoat terdapat gugus F yang mempunyai kemampuan menarik elektron ikatan sigma sehigga atom O menjadi relatif makin positif, akibatnya atom H makin mudah lepas sebagai H+, asamnya menjadi lebih kuat. Gugus F mempunyai efek induksi mendorong elektron, diberi simbol -I.
            Pengaruh efek induksi terhadap kekuatan tiga jenis asam karboksilat dari suatu amida, dapat dinyatakan seperti pada gambar berikut :



            Hal tersebut dapat kita ketahui dari nilai pka yaitu pada asam format memiliki nilai pka 3,68. Nilai pka asam asetat 4,74 dan nilai pka asam butanoat 4,80. Dan semakin kecil nilai pka maka semakin kuat sifat asamnya , dimana hal ini dipengaruhi karena pada gugus alkil untuk mendorongsehingga kerapatan H meningkat dan sulit untuk terionisasi. Dan dari reaksi diatas gugus hidroksil pada asam format sangat sukar untuk terionisasi dan keasamanya lebih tinggi ,begitu juga dengan gugus hidroksil pada asam asetat sukar terionisasi dan nilai keasamanya dibawah asam format , begitu juga untuk asam butanoat yang memiliki gugus hidroksil yang dapat terionisasi dan nilai keasamanyapun lebih rendah.
            Pada etana ikatan C-C adalah non polar sempurna karena ikatan tersebut menghubungkan dua atom yang ekuivalen. Akan tetapi ikatan C-C dalam kloroetana terpolarisasi oleh adanya atom klor elektronegatif. Polarisasi ini sebenarnya adalah jumlah dari dua efek. Efek ini tidak hanya dirasakan oleh ikatan tetangga, namun dapat pula berpengaruh sampai ikatan yang lebih jauh. Efek ini berkurang dengan bertambahnya jarak. Polarisasi ikatan C-C menyebabkan pula sedikit polarisasi tiga ikatan C-H metil. Di dalam keadaan dasar (ground state) efek-efek ini bekerja secara permanen dan dapat nyata dalam sejumlah sifat-sifat molekul.
            Gugus fungsi dapat dikelompokkan sebagai gugus penarik elektron (-I) dan gugus pendorong elektron (+I) relatif terhadap atom hidrogen. Sebagai contoh gugus nitro adalah suatu gugus –I, gugus ini lebih kuat menarik elektron ke dirinya daripada atom hidrogen. Jadi di dalam α-nitrotoluena, elektron di dalam ikatan C-N lebih jauh dari atom karbon daripada elektron di dalam ikatan H-C toluena. Gugus yang bersifat pendorong elektron hanya gugus dengan muatan formal negatif (tidak semuanya demikian), atom-atom dengan elektronegatif rendah seperti Si, Mg, dan sebagainya, dan kemungkinan juga gugus alkil. Gugus alkil biasanya dipandang sebagai gugus pendorong elektron, tapi akhir-akhir ini sejumlah contoh yang ditemukan mengarah pada kesimpulan bahwa gugus bersifat penarik elektron dibanding dengan hidrogen.
            Apabila ada gugus yang terkait pada alkil dari asam karboksilat bersifat menarik elektron, maka efek induktif akan diteruskan kesemua atom, oksigen dari hidroksida pada asam menjadi relatif lebih positif, hidrogen mudah lepas kesamaan karboksilat bertambah.  Bila ada gugus yang terikat pada alkil dari asam karboksilat bersifat mendorong elektron, maka efek induktif akan diteruskan kesemua atom, oksogen dari hidroksida pada asam menjadi relatif lebih negatif, hidrogen sukar lepas keasmaan karboksilat berkurang. Tingkat keasaman dan kebasaan suatu molekul dipengaruhi oleh pka, dimana jika pka kecil berarti asam kuat dan sebaliknya. Keasaman lebih besar berarti kebasaan lebih kecil dan sebaliknya. Efek Induksi (E elektrostatik) akan berkurang dengan adanya jarak gugus induksi dengan pusat reaksi (COOH). 
Berikut ini urutan reaktifitas  induksi –I (penarik elektron) adalah sebagai berikut:

            -Cl > -Br > -I > -OCH3 > -OH > -C6H5 > -CH+CH2 > -H

Sumber :
Firdaus. 2009. Modul Kimia Organik Fisis I. Makassar: Unhas Press.  



Monday, November 21, 2016

GUGUS  FUNGSI


            Gugus fungsi adalah atom atau kelompok suatu atom dalam molekul yang menentukan ciri khas dari suatu deret kimia karbon atau sifat suatu senyawa.  Gugus fungsi ini merupakan atom,  pada gugus fungsi dalam senyawa hidrokarbon terbentuk ikatan rangkap selain atom karbon dan atom hidrogen.  Adapun bagian-bagian dari molekul yang hanya terdiri dari atom karbon dan hidrogen saja serta hanya mengandung ikatan tunggal saja disebut gugus-gugus non fungsional. Senyawa karbon turunan alkana adalah senyawa karbon yang dianggap berasal dari senyawa alkana yang satu atau lebih atom H-nya diganti dengan atom atau gugus atom lain, yakni gugus fungsi. Misalnya etana (C2H6) memiliki deret homolog alkana, dan satu atom H-nya digantikan dengan gugus alkohol (—OH) maka menjadi C2H5OH. Sehingga, hal tersebut akan berdampak pada perubahan sifat senyawa (fisis dan kimia) dari etana ke etanol. Dalam hal ini, senyawa turunan alkana dapat dikelompokkan berdasarkan keisomeran fungsinya alkohol, eter, aldehida, keton, asam karboksilat, ester , dan haloalkana merupakan isomer-isomer fungsi yang mempunyai rumus kimia sama, tetapi dengan gugus fungsi yang berbeda. Dapat dikatakan bahwa gugus fungsi akan membuat sifat dan struktur alkana berubah, namun masih pada deret homolog yang sama. 

ALKOHOL
            Pada alkohol gugus fungsi yang terbentuk adalah gugus hidroksil –OH. Berdasarkan nama IUPAC alkohol merupakan suatu turunan alkana yang disebut alkanol urutan alkana dengan mensubstitusi satu atom H dengan gugus –OH. Untuk penamaan -na dirubah menjadi -nol.. Alkanol dapat dibedakan menjadi monoalkohol (-ol) yang memiliki 1 gugus –OH, dan polialkohol dengan lebih dari 1 gugus –OH dan seterusnya. Merupakan kelompok senyawa karbon yang memiliki gugus fungsi hidroksil (-OH) dengan rumus umum R-OH atau CnH2n+1OH.


ETER
            Pada eter merupakan senyawa karbon dengan gugus fungsi –OR’ (alkoksi). Eter berasal dari senyawa alkana disebut alkoksialkana. Alkoksialkana dianggap berasal dari substitusi satu atom H pada alkana dengan gugus –OR. Sebutan alkoksi alkana pada eter berdasarkan aturan IUPAC, hal tersebut karena merupakan sebagai turunan alkana, yang memiliki rumus umum R-O-R’ atau CnH2n+2O. Bila R=R’ disebut eter sederhana, sedangkan bila R bukan R’ disebut eter majemuk. R dan R' merupakan alkil.  Struktur alkoksialkana juga dapat dilihat sebagai suatu atom O yang diapit oleh dua gugus alkil, R dan R’, yang dapat sama atau berbeda.


ALDEHIDA 
            Aldehid merupakan singkatan dari alkohol dehidrogenatus. Pada aldehida, gugus  –CO– berada diujung rantai terikat ke suatu gugus alkyl R dan suatu atom H sehingga dikatakan aldehida memiliki gugus fungsi – CHO. Sedangkan pada keton, gugus –CO– ada di tengah rantai terikat ke dua gugus alkyl, R dan R’. Senyawa ini dianggap turunan dari alkana sehingga disebut alkanal dan mempunyai rumus umum CnH2nO. Aldehid dapat diperoleh dengan jalan oksidasi alkohol primer. untuk tatanama yaitu akhiran -na ditambahkan -l menjadi -nal. Struktur alkanal juga dapat ditulis sebagai suatu gugus alkyl (R) yang mengikat gugus – CHO.




KETON 
            Keton termasuk kedalam senyawa karbonil (-C=O). Keton adalah senyawa karbon yang mengandung gugus fungsi –CO- yang terikat pada dua gugus alkil R dan R’. Senyawa ini dianggap turunan dari alkana sehingga disebut alkanal dan mempunyai rumus umum CnH2nO. Seperti halnya eter, R yang sama dengan R’ disebut katon sederhana, sedangkan R yang tidak sama dengan R’ disebut keton majemuk. R dan R' merupakan alkil. Keton yang dianggap berasal dari senyawa alkana disebut alkanon.


ASAM KARBOKSILAT
            Gugus fungsi pada asam karboksilat adalah gugus karboksilat –COOH, dan pada ester gugus (-COOR’). Asam karboksilat adalah senyawa karbon yang mengandung gugus fungsi karboksil –COOH yang terikat ke suatu gugus alkil R. Gugus –COOH bersifat kompleks karena terdiri dari suatu gugus hidroksil –OH seperti halnya alkohol dan gugus karbonil –CO- seperti aldehida dan keton. Asam karboksilat yang dianggap berasal dari senyawa alkana disebut asam alkanoat. Asam alkanoat dapat mengandung lebih dari satu gugus –COOH, yakni asam alkanadioat yang mengandung 2 gugus –COOH, asam alkanatrioat yang mengandung 3- gugus –COOH, dan seterusnya. Gugus karboksilat (-COOH) merupakan gabungan dari gugus karbonil dan hidroksil.  Asam karboksilat dapat mengandung lebih dari satu gugus –COOH, dua diantaranya adalah asam alkanadioat yang mengandung 2 gugus –COOH dan asam alkanatrioat yang mengandung 3 gugus –COOH. Asam karboksilat adalah asam organik yang diidentikkan dengan gugus karboksil. Garam dan anion asam karboksilat dinamakan karboksilat. Asam karboksilat merupakan senyawa polar, dan membentuk ikatan hidrogen satu sama lain. Dalam larutan Asam karboksilat merupakan asam lemah yang sebagian molekulnya terdisosiasi menjadi H+ dan RCOO-.


ESTER 
            Ester adalah senyawa karbon yang mengandung gugus fungsi –COO- yang terikat pada dua gugus alkil, R dan R’. Ester yang dianggap berasal dari senyawa alkana disebut alkil alkanoat. Memiliki rumus umum CnH2nO2 atau R-COO-R’. Nama IUPAC dari ester adalah alkil alkanoat. Kebanyakan senyawa ester berbau harum, karena itu banyak digunakan sebagai pengharum. Ester dibuat dari asam dan alkohol melalui reaksi esterifikasi yang berupa reaksi setimbang.



HALOALKANA
            Haloalkana mempunyai rumus struktur yang sama dengan alkana, hanya satu atau lebih atom H-nya diganti dengan atom halogen (X = F,Cl,Br,I). Haloalkana disebut juga alkil halida. Atom halogen ini menggantikan posisi atom hidrogen. Haloalkana dapat mengalami reaksi hidrolisis menjadi alkohol. Haloalkana dapat dibedakan menjadi monohaloalkana yang memiliki 1 gugus –X, dan polihaloalkana dengan lebih 1 gugus –X. Senyawa organohalogen memiliki rantai utama hidrokarbon (alifatik dan aromatik) dengan gugus fungsi halogen (F, Cl, Br, I). Rumus umum haloalkana sama dengan rumus alkana yang salah satu atom H-nya diganti dengan atom halogen X: CnH2n+1. Berdasarkan jumlah atom H yang terikat pada atom C yang memiliki ikatan dengan atom halogen, maka haloalkana dapat dibedakan menjadi haloalkana primer, sekunder, tersier.



AMINA DAN AMIDA
            Amina (R-NH2) adalah gugus fungsi yang namanya diambil dari rantai alkana yang mendapatkan imbuhan "-amina" (contoh: Metil amina). Imbuhan di depan adalah "amino-". Untuk amina sekunder (rumus umum R-NH-R), rantai karbon terpanjang akan terhubung dengan atom nitrogen dan menjadi nama utama amina tersebut, rantai yang lainnya dinamai dengan gugus alkil, lokasi gugus yang berikatan dengan gugus fungsi diberi huruf miring N: CH3NHCH2CHdisebut dengan N-metiletanamida. Amina adalah senyawa organic yang mengandung atom nitrogen trivalent yang mengandung atom nitrogen trivalen yang berkaitan dengan satu atau dua atau tiga atom karbon, dimana amina juga merupakan suatu senyawa yang mengandung gugusan amino (-NH2, - NHR, atau – NH2). Gugusan amino mengandung nitrogen terikat, kepada satu sampai tiga atom karbon (tetapi bukan gugusan karbonil). Apabila salah satu karbon yang terikat pada atom nitrogen adalah karbonil, senyawanya adalah amida, bukan amina.

Amida (R-CO-NH2) diberi tambahan kata "-amida", atau "-karboksamida" jika karbon di dalam gugus amida tidak termasuk dalam rantai utama. Imbuhan kata di depan biasanya diberi kata "karbamol-" dan "amido-". Amida sekunder dan tersier juga dinamai sama dengan amina: ranai alkana yang terhubung dengan atom nitrogen diperlakukan sebagai substituen dengan letak gugus alkil diberi prefiks N: HCON(CH3)2 disebut N,N-dimetilmetanamida.

Sumber :


Monday, November 14, 2016

REGANGAN RUANG

            Regangan ruang merupakan suatu besarnya regangan pada struktur senyawa kimia yang membentuk siklik, sehingga dapat menunjukkan besarnya regangan ruang dari cincin tersebut. Pada tahun 1885 regangan ruang muncul, hal ini dikemukakan oleh Adolf von Baeyer,yaitu seorang ahli kimia Jerman yang melontarkan teori bahwa senyawa siklik membentuk cincin-cincin datar. Namun, terkecuali pada siklopentana dimana pada senyawa ini semua senyawa siklik menderita tarikan (tegang karena tidak leluasa), karena sudut ikatan mereka menyimpang dari sudut tetrahedral. Struktur (konformasi) dengan sudut torsi 0° atau 120° disebut dengan bentuk eklips, dan konformasi dengan sudut torsi 60°atau 180° disebut bentuk staggered. Studi perubahan struktur molekular yang diakibatkan oleh rotasi di sekitar ikatan tunggal disebut dengan analisis konformasional. Jadi ikatan yang terbentuk oleh sudut torsi dari konformasi sikloheksana adalah ikatan sp3 ( ikatan tunggal). Sehingga makin besar penyimpangan yang terjadi terhadap sudut ikatan tetrahedral, molekulnya makin regang, dan berakibat molekul tersebut makin reaktif.
            Selanjutnya apabila senyawa ini ditinjau dari segi regangan cincinnya, dimana yang dihitung berdasarkan harga kalor pembakaran, terbukti bahwa harga regangan total cincin yang terbesar adalah pada siklopropana, disusul dengan siklobutana, dan siklopentana. Adapun pada sikloheksana harganya =0, yang sama dengan harga senyawa rantai terbuka. Pada siklopropana besarnya harga regangan tersebut disebabkan oleh adanya regangan sudut dan regangan sterik. Maka, semakin besar penyimpangannya dari sudut tetrahedral, makin besar pula regangan sudutnya.
            Bentuk perahu lebih stabil dibandingkan sikloheksana bentuk perahu terpilin, hal ini dapat disebabkan karena sikloheksana dengan berbentuk perahu memiliki energi yang lebih kecil dibandingkan dengan energi dari sikloheksana bentuk perahu terpilin. Adapun konformasi adalah suatu penataan ruang tertentu dari atom – atom dalam molekul. Konformer–konformer hanya berbeda dalam rotasi atom – atom sekeliling ikatan tunggal.
            Sesungguhnya terdapat sejumlah yang tidak terbatas konformasi yang mungkin bagi suatu molekul. Salah satunya konformasi eklips (eclipsed conformation), dimana ikatan – ikatan C-H dari atom karbon yang satu tepat dibelakang ikatan C-H pada atom karbon yang lain jika dilihat sepanjang sumbu ikatan C-C. Pada konformasi stagger (staggered conformation), dapat melihat seluruh ikatan molekul jika dilihat sepanjang ikatan C-C. Pada konformasi ini, energi yang kecil menyebabkan stabilnya konformasi skiloheksana yang relatif tidak mengubah struktur molekuler pada sedikit perubahan bentuk geometrinya. Pada sikloheksana bentuk perahu terpilin memiliki sudut yang hampir sama dengan sudut tetrahedral yang menyebabkan energi konformasi yang diperlukan lebih sedikit ketimbang sikloheksana bentuk perahu.
            Selain itu, yang menyebabkan perbedaan kestabilan antar konformasi pada sikloheksana dengan  kursi teroptimisasi, sikloheksana perahu teroptimisasi dan sikloheksana perahu terpilin teroptimisasi adalah sudut yang dibentuk antara atom C satu dengan atom C yang lain. Pada senyawa sikoheksana, sudut torsi yang dibentuk antara atom C yang satu dengan yang lain serta energi dari setiap bentuk konformasi sikloheksana yang berbeda.Sehingga,pada sikloheksana yang teroptimisasi cenderung akan meminimumkan energi untuk menstabilkan bentuk geometrinya. Pada bentuk kursi jarak ikatan, dan sudut yang terbentuk lebih kecil daripada bentuk sikloheksana yang lain namun memiliki sudut torsi yang lebih besar daripada bentuk siklheksana yang lain. Hal ini menyebabkan energi konformer yang diperlukan menjadi lebih kecil. Salah satu dari konformasi pada sikloheksana dinamakan konformasi kursi, yang ditandai oleh adanya dua macam orientasi ikatan C-H, yaitu enam buah ikatan C-H aksial dan enam buah ikatan C-H ekuatorial.
Bentuk konformasi sikloheksana :

           
            Penataan ruang atom memperhatikan bagaimana partikel atom yang berbeda dengan molekul yang terletak di sekitar ruang dari senyawa organik, yaitu rantai karbon. Dalam hal ini, pengaturan tata ruang dari suatu molekul organik akan berbeda jika atom bergeser dalam arah tiga dimensi bahkan oleh satu derajat. Hal ini membuka kemungkinan yang sangat luas pada keberadaan molekul yang berbeda, masing-masing dengan penempatan atom yang unik dalam ruang tiga dimensi.

Berikut tabel regangan ruang pada senyawa organik :

Sikloalkana
Regangan cincin (kkal/mol)
Siklopropana
Siklobutana
Siklopentana
Sikloheksana
Sikloheptana
Siklooktana
Siklononana
Siklodekana
Siklopentadekana
27,6
26,3
6,5
0
6,4
10,0
12,9
12,0
1,5

Sumber
http://salsabila-ravina.blogspot.co.id/2013/04/konformasi-molekul.html


Monday, November 7, 2016

PENGANTAR KIMIA ORGANIK FISIK
           
            Senyawa organik adalah golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Kimia organik merupakan percabangan studi ilmiah dari ilmu kimia mengenai struktur, sifat, komposisi, reaksi, dan sintesis senyawa organik. Senyawa organik dibangun terutama oleh karbon dan hidrogen, dan dapat mengandung unsur-unsur lain seperti nitrogen, oksigen, fosfor, halogen dan belerang. Dalam kimia organik, banyak reaksi yang dapat terjadi melibatkan ikatan kovalen di antara atom karbon dan heteroatom lainnya seperti oksigen, nitrogen, atau atom-atom halogen lainnya

Konsep-konsep dalam mempelajari struktur molekul organik :
Elektronegativitas
            Secara sederhana, elektonegativitas merupakan suatu ukuran dari kemampuan atom untuk menarik pasangan elektron bersama untuk dirinya sendiri. Elektronegativitas dapat pula didefinisikan sebuah sifat kimia yang menjelaskan kemampuan atom untuk menarik elektron atau rapatan elektron menuju dirinya sendiri pada ikatan kovalen. Elektron akan menghabiskan lebih banyak waktu disekitar unsur yang lebih elektronegatif, dan semakin besar perbedaan elektronegativitas maka akan semakin tidak merata pembagiannya. Elektronegativitas tidak bisa dihitung secara langsung, melainkan harus dikalkulasi dari sifat-sifat atom dan molekul lainnya.

Image result for elektronegativitas

Ikatan Hidrogen
            Ikatan hidrogen adalah gaya tarik menarik yang lemah antara atom elektronegatif (seperti atom fluor, oksigen, atau nitrogen, dan atom hidrogen) terikat pada atom elektronegatif lain. Ikatan hidrogen bertanggung jawab atas sifat yang dimiliki air dan banyak molekul biologis lainnya. Ikatan hidrogen terbentuk pada senyawa-senyawa polar yang menandung atom H dan atom yang memiliki keelektronegatifan tinggi sepert F, O, N dan Cl. katan hidrogen jauh lebih kuat daripada gaya-gaya Van der Waals. Zat yang mempunyai ikatan hidrogen  memerlukan energi yang besar untuk memutuskannya. Ikatan ini tidak terlalu kuat shg lebih gampang diputuskan drpd ikatan ionik maupun kovalen, aplagi dibanding ikatan logam.

Image result for ikatan hidrogen

Gaya Van der Waals

            Gaya van der waals adalah interaksi lemah antara molekul yang melibatkan dipol. Momen polar memiliki interasi dipol-dipol permanen. Gaya van der waals termasuk gaya tarik menarik dan tolak menolak antara atom, molekul dan permukaan serta antar molekul lainnya. Pada gaya van der waals relatif lebih lemah jika dibandingkan dengan ikatan kovalen. Ikatan van der waals memiliki peranan yang besar dalam kimia supramolekul, biologi struktural, polimer, nanoteknologi, kimia permukaan, dan fisika bahan padat.

Image result for ikatan van der waals


Polarizabilitas
            Momendipol (µ) merupakan jumlah vektor dari momen ikatan dan momen pasangan elektron bebas dalam suatu molekul. Molekul dikatakan bersifat polar jika memiliki µ > 0 atau µ ≠ 0 dan dikatakan bersifat nonpolar jika memiliki µ = 0. Kemudahan elektron terganggu oleh medan listrik luar (kemudahan mengimbas dwikutub) disebut polarizabilitas. Polarizabilitas akan meningka sesuai dengan jumlah elektron dalam molekul. Karena Mr molekul berhunbungan dengan elektron secara umum, maka porarizabilitas molikul dan kekkuatan gaya londo meningkat dengan meningkatnya bobot molekul.
Image result for momen dipol


Gugus Fungsi
            Gugus fungsional (istilah dalam kimia organik) adalah kelompok gugus khusus pada atom dalam molekul, yang berperan dalam memberi karakteristik reaksi kimia pada molekul tersebut. Senyawa yang bergugus fungsional sama memiliki reaksi kimia yang sama atau mirip. Gugus fungsi mengacu pada atom tertentu yang terikat dalam susunan tertentu yang memberikan sifat fisik dan kimia tertentu senyawa. Gugus fungsi adalah Sekelompok atom yang bertanggung jawab untuk reaksi karakteristik senyawa.  Sebagai contoh, gugus hidroksil adalahkelompok fungsional alkohol. Dalam asam amino, dua gugus fungsional gugus amino dan gugus karboksil yang melekat pada atom karbon yang sama.
Image result for gugus fungsi

Efek induksi
            Efek induksi adalah suatu aksi elektrostatik yang diteruskan melalui rantai atom dalam suatu molekul (lewat ikatan σ). Dan efek itu dapat dinyatakan sebagai Idan I-
- I+ jika substituen yang terikat mendorong elektron (melepaskan e)
- I-  jika substituen yang terikat menarik elektron (menerima e)
            Dalam suatu ikatan kovalen tunggal dari atom yang tak sejenis, pasangan elektron yang berbentuk ikatan sigma, tidak pernah berbagi secara merata diantara kedua atom. Elektron memiliki kecenderungan untuk tertarik sedikit ataupun banyak kearah atom yang lebih elektronegatif dari keduanya. Misalnya dalam suatu alkil klorida, kerapatan elektron cenderung lebih besar pada daerah didekat atom Cl dari pada atom C.


Resonansi
            Struktur resonansi adalah salah satu dari dua atau lebih struktur Lewis untuk satu molekul yang tidak dapat dinyatakan secara tepat dengan hanya menggunakan satu struktur Lewis. Tanda panah dua arah menyatakan bahwa struktur-struktur yang diberikan merupakan struktur resonansi Resonansi adalah delokalisasi elektron pada molekul atau ion poliatomik tertentu dimana ikatannya tidak dapat dituliskan dalam struktur lewis. Struktur molekul atau ion yang mempunyai delokalisasi elektron disebut dengan struktur resonan.
Image result for resonansi kimia organik

Hiperkonjugasi
            Merupakan delokalisasi yang melibatkan elektron σ. Hiperkonjugasi di atas dapat dipandang sebagai overlap antara orbital σ ikatan C-H dengan orbital π ikatan C=C, analog dengan overlap π-π. Hiperkonjugasi disebut juga resonansi tanpa ikatan. Secara singkat efek hiperkonjugasi merupakan perubahan dari suatu ikatan C-H menjadi ikatan C=C atau C≡C oleh Hα. Hiperkonjugasi dapat meningkatakan kestabilan molekul dengan semakin banyaknya Hα maka suatu molekul tersebut akan semakin stabil.
Image result for hiperkonjugasi

Tautomeri
            Tautomer adalah senyawa-senyawa organik yang dapat melakukan reaksi antarubahan yang disebut tautomerisasi. Seperti yang umumnya dijumpai, reaksi ini dihasilkan oleh perpindahan atom hidrogen atau proton yang diikuti dengan pergantian ikatan tunggal dengan ikatan ganda di sebelahnya. Dalam larutan di mana tautomerisasi dapat terjadi, kesetimbangan tautomer dapat dicapai. Tautomeri dapat mempengaruhi kereaktivan suatu senyawa. Suatu pengecualian terhadap sifat keton yang tidak mudah teroksidasi, ialah oksidasi keton yang memiliki sekurang-kurangnya suatu hidrohgen alfa. Suatu senyawa yang dapat menjalani tautomeri dapat dioksidasi oleh zat pengoksidasi kuat pada ikatan rangkap karbon-karbon dari tautomer enolnya.

Image result for tautomeri

Regangan Ruang
            Penataan ruang atom memperhatikan bagaimana partikel atom yang berbeda dengan molekul yang terletak di sekitar ruang dari senyawa organik, yaitu rantai karbon. Dalam hal ini, pengaturan tata ruang dari suatu molekul organik akan berbeda jika atom bergeser dalam arah tiga dimensi bahkan oleh satu derajat. Hal ini membuka kemungkinan yang sangat luas pada keberadaan molekul yang berbeda, masing-masing dengan penempatan atom yang unik dalam ruang tiga dimensi.
Berikut tabel regangan ruang pada senyawa organik :



Sikloalkana
Regangan cincin (kkal/mol)
Siklopropana
27,6
Siklobutana
26,3
Siklopentana
6,5
Sikloheksana
0
Sikloheptana
6,4
Siklooktana
10,0
Siklononana
12,9
Siklodekana
12,0
Siklopentadekana
1,5
Sumber :
http://atom-green.blogspot.co.id/2013/10/tautomeri.html
http://www.ilmukimia.org/2013/05/resonansi.html